WHO Tetapkan Cacar Monyet sebagai Darurat Global

WHO Tetapkan Cacar Monyet sebagai Darurat Global

(Ditulis oleh: RETNO EKAWATI, mahasiswa S1 Keperawatan – Universitas Indonesia Maju)

JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan cacar monyet sebagai darurat global. Ini berarti WHO sekarang memandang wabah ini sebagai ancaman yang cukup signifikan bagi kesehatan global, sehingga perlu respons internasional yang serius untuk mencegah virus menyebar lebih jauh dan berpotensi menjadi pandemi.

Menurut data WHO, ada lebih dari 16.000 kasus cacar monyet telah dilaporkan di lebih dari 70 negara sepanjang tahun ini. Jumlah infeksi yang dikonfirmasi pun naik 77 persen dari akhir Juni hingga awal Juli 2022.

Tentang Wabah Cacar Monyet

Wabah cacar monyet saat ini sangat tidak biasa karena menyebar luas di negara-negara Amerika Utara dan Eropa. Secara historis, cacar jenis ini telah menyebar pada tingkat rendah di bagian terpencil Afrika Barat dan Tengah, di mana hewan pengerat dan hewan lain membawa virus.

Kini, Eropa menjadi pusat penyebaran cacar monyet global, dan telah melaporkan lebih dari 80 persen infeksi yang dikonfirmasi di seluruh dunia pada 2022. Amerika Serikat juga telah melaporkan lebih dari 2.500 kasus sejauh ini di 44 negara bagian, termasuk Washington DC dan Puerto Riko.

Monkeypox Virus Genus Orthopoxvirus Family Poxviridae dengan nama cacar monyet disebabkan oleh virusnya, virus ini bukanlah virus baru. Para ilmuwan pertama kali menemukan virus ini tahun 1958 pada monyet penangkaran yang digunakan untuk penelitian di Denmark. Kasus pertama yang menginfeksi manusia pun dikonfirmasi terjadi pada 1970 di negara Zaire, yang sekarang disebut Republik Demokratik Kongo. 

Monkeypox berada dalam keluarga virus yang sama dengan cacar, meskipun ia menyebabkan penyakit yang lebih ringan. Penularan antara manusia relatif jarang di masa lalu, dan virus biasanya menular dari hewan ke manusia. Namun, monkeypox sekarang dapat menyebar antar manusia. 

Berapa banyak yang terkena Cacar Monyet Hingga saat ini? >35.000 kasus, 12 orang meninggal dunia, >92negara non-endemis cacar monyet diseluruh dunia (WHO).

Gay dan Pria Biseksual Punya Risiko Tertinggi 

Monkeypox terutama menyebar melalui kontak kulit ke kulit saat berhubungan seks. Pria yang berhubungan seks dengan pria berada pada risiko tertinggi saat ini, karena mayoritas penularan terjadi di komunitas gay. Namun, WHO telah menekankan bahwa siapapun dapat terinfeksi terlepas dari orientasi seksualnya.

Para ilmuwan di Spanyol dan Italia juga telah mendeteksi DNA virus cacar monyet dalam air mani dari pasien positif. Namun masih belum jelas apakah virus tersebut dapat menyebar melalui air mani saat berhubungan seks. Para ilmuwan Spanyol juga mendeteksi DNA virus dalam sampel air liur.

Lewis, pakar cacar monyet dari WHO, mengatakan 99 persen kasus yang dilaporkan di luar Afrika terjadi di antara pria dan 98 persen infeksi terjadi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria. Kasus terutama terjadi pada mereka yang memiliki banyak pasangan, atau pasangan seksual baru. 

Tanda dan Gejala yang Harus Diwaspadai

Masa inkubasi cacar jenis ini biasanya berkisar dari 6 hingga 13 hari, tetapi bisa juga 5 hingga 21 hari.

Periode Invasi (Berlangsung Antara 0–5 Hari)
Ditandai dengan gejala seperti:

  • Demam.
  • Sakit kepala hebat.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Nyeri punggung.
  • Nyeri otot.
  • Kekurangan energi. 
  • Erupsi Kulit (Biasanya 1-3 Hari Setelah Demam)

Erupsi kulit atau ruam cenderung lebih terkonsentrasi pada wajah dan ekstremitas daripada di badan. Namun bisa juga terjadi pada selaput lendir mulut, alat kelamin, konjungtiva, serta kornea. 

Ruam berkembang secara berurutan dari makula (lesi dengan dasar datar) menjadi papula (lesi keras yang sedikit terangkat), vesikel (lesi berisi cairan bening), pustula (lesi berisi cairan kekuningan), dan krusta yang mengering dan rontok. 

Cacar jenis ini biasanya merupakan penyakit yang bisa sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu. Kasus yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan, dan komplikasi. 

Komplikasi cacar monyet dapat mencakup infeksi sekunder, bronkopneumonia, sepsis, ensefalitis, dan infeksi kornea dengan kehilangan penglihatan berikutnya. Sejauh mana infeksi asimtomatik dapat terjadi pun masih tidak diketahui.

Apakah Cacar Monyet Dapat Mematikan?

Diperkirakan 1-10% resiko kematian akibat cacar monyet secara umum, ± 1 % Risiko kematian akibat cacar monyet yang menyebar diseluruh dunia saat ini. Namun, ada orang-orang yang rentan bila terkena cacar monyet dan akan berisiko sakit berat hingga meninggal dunia antara lain :

  • Anak-anak usia <8 tahun
  • Orang dengan sistem imun yang lemah
  • Hamil atau Menyusui
  • Memiliki riwayat eksim

Bagaimana Cara Penularan Cacar Monyet?

  • Kontak erat dengan orang yang memiliki ruam dan lenting cacar monyet
  • Kontak wajah & wajah, kontak kulit & kulit
  • Kontak mulut & mulut. Kontak mulut & kulit
  • Hubungan seksual
  • Permukaan benda yang terkena virus cacar monyet (handuk, Kasur, barang elektronik, dll)
  • Droplet respiratorik
  • Ibu hamil ke janin, setelah melahirkan saat kontak kulit, kontak erat orang tua & anak
  • BELUM DIKETAHUI PASTI apakah bisa menularkan melalui cairan tubuh (cairan sperma, cairan vagina, cairan amnion, darah atau ASI)

Apa Pencegahan yang Dapat Dilakukan terhadap Cacar Monyet?

  • Hindari Kontak (Kulit ke kulit & wajah ke wajah) dengan orang yang bergejala
  • Cuci Tangan dengan air & sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol
  • Pakai Masker & Etika Batuk
  • Lakukan hubungan seksual yang aman

Itulah ulasan mengenai wabah cacar monyet yang kini ditetapkan menjadi kondisi darurat global. Mari terus jaga kesehatan dan lakukan hubungan seks yang aman untuk mencegah penyakit ini.


Referensi:

WHO. Diakses pada 2022. Monkeypox.

CNBC. Diakses pada 2022. WHO Declares Rapidly Spreading Monkeypox Outbreak a Global Health Emergency.

Al Jazeera. Diakses pada 2022. WHO Declares Monkeypox a Global Emergency Amid Surge In Cases.

2 Comments

  1. Fatqul Hidayat

    Terimakasih atas informasinya. Semoga bisa bermanfaat.

  2. Marissa Dwi Hanawati

    Terimakasih atas informasinya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *