(Ditulis oleh Siti Khamidah, Mahasiswa S1 Keperawatan UIMA)
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, apa itu jantung coroner? Jantung coroner adalah kondisi saat pembuluh darah jantung (arteri coroner) tersumbat oleh penumpukan atau timbunan lemak. Hal ini menyebabkan arteri coroner akan semakin menyempit sehingga membatasi aliran darah ke jantung dan membuat pencernaan zat makanan terganggu. Karena menyempit, aliran darah pembawah oksigen akan terganggu dan penyaluran zat makanan juga jadi terganggu.
Lemak dibagi menjadi 2 jenis, lemak baik dan lemak jahat. Lemak disini juga bisa disebut dengan kolestrol. Lemak baik atau kolestrol HDL (High Density Lippoprotein) adalah lemak yang berfungsi untuk mencegah terjadinya atheroma atau penyempitan pembuluh darah dan membersihkan kelebihan kolestrol yan berbahaya dalam darah kemudian membawanya kembali ke hati. Sedangkan lemak jahat atau lemak jenuh atau kolestrol LDL (Low Density Lippoprotein) adalah penyebab dari penyempitan pembuluh darah arteri jantung karena kadar LDL yang tinggi menempel pada dinding pembuluh darah bisa mengeras dan mengahalangi jalannya darah dan oksigen. Lemak dapat bermanfaat jika pada jumlah normal dan sangat berbahaya dalam jumlah yang berlebihan.
Penyakit jantung coroner ini bisa timbul tanpa gejala, nyeri dada hingga serangan jantung mendadak. Penyebab umumnya karean gaya hidup yang tidak sehat dan kebiasaan merokok. Berita buruknya, penyakit jantung coroner ini tidak bisa sembuh total karena dinding arteri dan otot jantung yang sudah rusak akibat penyakit ini tidak bisa kembali lagi seperti semula. Jadi jika kita mengalami penyakit jantung coroner ini kita akan hidup bersama dengan penyakit ini selamanya. Komplikasi yang bisa timbul akibat penyakit jantung coroner ini adalah serangan jantung, stoke bahkan hingga kematian.
Namun penyakit ini bisa dikurangi dengan perawatan perubahan gaya hidup seperti konsumsi makanan yang mengandung lemak sehat, perbanyak asupan makanan berserat, batasi makanan yang mengandung lemak jahat, kurangi makanan manis, batasi konsumsi minuman beralkohol, hentikan kebiasaan merokok, berolahraga secara rutin, kurangi stress, kemudian konsumsi obat-obatan, angioplasty (prosedur pelebaran arteri dengan balon untuk arteri yang tersumbat atau menyempit), dan terakhir tindakan operasi.