Bagaimana Cara Menyeimbangkan Cairan Elektrolit Agar Tidak Berlebihan atau Kekurangan

Bagaimana Cara Menyeimbangkan Cairan Elektrolit Agar Tidak Berlebihan atau Kekurangan

(Disusun oleh Refalina Aulia Putri Hariani, Mahasiswa S1 Keperawatan UIMA)

Pada tubuh seorang dewasa, sekitar 60% terdiri atas air. Sementara pada bayi dan anak total komposisi air dalam tubuh lebih tinggi daripada dewasa, yaitu 70-80%.Di dalam tubuh,sel- sel yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara lain adalah sel-sel otot dan organ-organ pada rongga badan seperti paru-paru atau jantung sedangkan sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah adalah sel-sel jaringan seperti tulang atau gigi.Cairan dan elektrolit sangat diperlukan agar menjaga kondisi tubuh tetap sehat.Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis yang melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh1.

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut) sedangkan elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkanpartikel-partikelbermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,minuman,dan cairan intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Komposisi cairan dan elektrolit di dalam tubuh sudah diatur sedemikian rupa agar keseimbangan fungsi organ vital dapat dipertahankan.Untuk mempertahankan keseimbangannya, diperlukan masukan, pendistribusian, dan keluaran yang memadai, yang diatur melalui mekanisme tersendiri namun berkaitan satu sama lain3.

Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya.Apabila terjadi gangguan keseimbangan, baik cairan atau elektrolitdalam tubuh dapat mengakibatkan overhidrasi, dehidrasi, hiponatremia, hipeanatremia, hipokalemia, hiperkalemia, dan hipokalsemia.Dengan demikian, keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan komponen atau unsur vital pada tubuh manusia. 

Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa atau garam.

Elektrolit pada cairan tubuh terdiri dari natrium, klorida, kalium, hingga fosfat dan kalsium. Mineral-mineral ini memainkan peranan penting dalam menjaga keseimbangan cairan dan fungsi organ tubuh.

Kadar elektrolit bisa meningkat dan menurun akibat perubahan kondisi cairan tubuh. Hal ini merupakan kondisi wajar. Namun, ketidakseimbangan cairan tubuh bisa memicu berbagai gejala gangguan elektrolit, mulai dari kejang, koma, hingga serangan jantung.

 Kabar baiknya, Anda bisa mencegah gangguan elektrolit dengan hal-hal yang cukup sederhana, tetapi harus konsisten. Berikut cara-caranya.

Cara mencegah gangguan elektrolit :

 1. Mencukupi kebutuhan cairan tubuh

Salah satu kunci utama dalam mencegah gangguan elektrolit dalam tubuh yaitu mencukupi kebutuhan cairan harian Anda. Pasalnya, minum air yang cukup setiap hari penting agar fungsi organ tubuh bekerja dengan lancar. Selain itu, kekurangan asupan cairan tubuh dapat menyebabkan dehidrasi. Kondisi ini menyebabkan kadar elektrolit dalam tubuh tidak seimbang sebab mineral ikut terbawa oleh cairan yang dikeluarkan dari tubuh.

2. Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan bila ingin mencegah gangguan elektrolit yaitu rutin memeriksa warna urine. Warna urine bisa menjadi indikator apakah tubuh sudah mendapatkan cairan yang cukup atau tidak.

Normalnya, urine berwarna kuning transparan yang disebabkan oleh kandungan urobilin.

Bila warna urine tampak lebih pekat daripada biasanya, ada kemungkinan tubuh mengalami dehidrasi. Artinya, Anda perlu lebih banyak minum.

3. Tidak minum air putih berlebihan

Mencukupi kebutuhan cairan dengan air putih memang baik. Namun, minum air putih berlebihan ternyata bisa mengganggu kadar elektrolit dalam tubuh.

Begini, minum terlalu banyak air bisa menyebabkan kadar elektrolit tidak stabil karena kadar natrium menurun drastis.

Bila hal ini dibiarkan, Anda mungkin akan merasa mual, kembung, dan otot melemah.

Pada beberapa kasus, gangguan elektrolit yang disebabkan minum air putih berlebih bisa menyebabkan kejang hingga koma.

untuk mencegah hal ini, Anda bisa melihat dari warna urine sebagai indikator. Warna urine yang transparan bisa menandakan tubuh terlalu banyak mendapat asupan cairan.

4. Minum minuman olahraga setelah beraktivitas berat 

Bagi para atlet, memenuhi cairan tubuh merupakan hal penting, terutama dalam mencegah gangguan elektrolit yang bisa memengaruhi performanya.

5.Hindari makanan dan minuman yang membuat dehidrasi

Berbagai jenis elektrolit dalam tubuh dan manfaatnya :

1. Natrium

Natrium dibutuhkan tubuh untuk menjaga keseimbangan elektrolit, mengendalikan cairan dalam tubuh, dan mengatur kontraksi otot serta fungsi saraf. Normalnya, kadar natrium di dalam darah berkisar antara 135–145 milimol/liter (mmol/L).

Masalah kesehatan tertentu bisa menyebabkan tubuh kelebihan atau kekurangan natrium. Kelebihan natrium (hipernatremia) biasanya terjadi akibat dehidrasi berat, misalnya kurang minum air, diet ekstrem, atau diare kronis.

Sementara itu, kekurangan sodium (hiponatremia) bisa disebabkan oleh konsumsi air yang terlalu banyak, gangguan fungsi ginjal atau hati, gagal jantung, atau kelainan pada hormon antidiuretik yang bertugas untuk mengatur jumlah cairan tubuh.

2. Kalium

Elektrolit yang satu ini berfungsi untuk mengatur irama dan pompa jantung, menjaga tekanan darah tetap stabil, mendukung aktivitas listrik saraf, mengatur kontraksi otot dan metabolisme sel, serta menjaga kesehatan tulang dan keseimbangan elektrolit.

Dalam darah, jumlah kalium normal berada di kisaran 3,5–5 milimol/liter (mmol/L). Kekurangan kalium (hipokalemia) dapat disebabkan oleh diare, dehidrasi, dan efek samping obat diuretik.

Sementara itu, kelebihan kalium (hiperkalemia) biasanya disebabkan oleh dehidrasi parah, gagal ginjal, asidosis, atau rendahnya jumlah hormon kortisol dalam tubuh, misalnya karena penyakit Addison.

3. Klorida

Klorida dalam tubuh berfungsi untuk menjaga pH atau tingkat keasaman darah, jumlah cairan tubuh, dan aktivitas saluran pencernaan. Normalnya, kadar klorida dalam tubuh adalah 96–106 mmol/L.

Kekurangan klorida (hipokloremia) dapat terjadi karena gagal ginjal akut, keringat berlebih, gangguan makan, gangguan fungsi kelenjar adrenal, dan fibrosis kistik. Sementara itu, kelebihan klorida (hiperkloremia) terjadi akibat dehidrasi parah, gangguan kelenjar paratiroid, gagal ginjal, atau efek samping cuci darah.

4. Kalsium

Kalsium merupakan mineral dan elektrolit penting yang berperan untuk menstabilkan tekanan darah, mengendalikan kontraksi otot dan aktivitas listrik saraf, menguatkan tulang dan gigi, serta menunjang proses pembekuan darah.

Kelebihan kalsium (hiperkalsemia) dapat disebabkan oleh hiperparatiroidisme, penyakit ginjal, gangguan paru-paru, kanker, atau kelebihan asupan vitamin D dan kalsium.

Sebaliknya, kekurangan kalsium dapat disebabkan oleh gagal ginjal, hipoparatiroidisme, kekurangan vitamin D, pankreatitis, kekurangan albumin, dan kanker prostat.

5. Magnesium

Magnesium berperan penting dalam proses pembentukan sel dan jaringan tubuh, menjaga irama jantung, serta mendukung fungsi saraf dan kontraksi otot. Mencukupi kebutuhan magnesium juga bermanfaat untu memperbaiki kualitas tidur pada penderita insomnia.

Normalnya, kadar magnesium dalam tubuh ialah 1,4–2,6 mg/dL. Kelebihan magnesium (hipermagnesemia) bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti penyakit Addison atau gagal ginjal berat.

Sementara itu, kekurangan magnesium (hipomagnesemia) bisa disebabkan oleh gagal jantung, diare kronis, kecanduan alkohol, atau efek samping obat-obatan, misalnya diuretik dan antibiotik.

6. Fosfat

Fosfat berfungsi untuk memperkuat tulang dan gigi, menghasilkan energi, serta mendukung pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Kekurangan fosfat (hipofosfatemia) biasanya disebabkan oleh kelenjar paratiroid yang terlalu aktif, kekurangan vitamin D, luka bakar parah, dan kecanduan alkohol.

Sementara itu, kelebihan fosfat (hiperfosfatemia) biasanya disebabkan oleh cedera parah, kelenjar paratiroid kurang aktif, gagal napas, penyakit ginjal kronis, kadar kalsium rendah, atau efek samping obat-obatan, misalnya kemoterapi dan obat pencahar yang mengandung fosfat.

7. Bikarbonat

Jenis elektrolit ini berfungsi untuk menjaga pH darah tetap normal, menyeimbangkan kadar cairan tubuh, dan mengatur fungsi jantung. Normalnya, kadar bikarbonat dalam tubuh berkisar antara 22–30 mmol/L.

Jumlah bikarbonat dalam darah yang tidak normal dapat disebabkan oleh gangguan pernapasan, gagal ginjal, asidosis dan alkalosis, serta penyakit metabolik.

Setiap jenis elektrolit di atas memiliki peran penting dalam tubuh. Namun, jumlah elektrolit terkadang bisa terganggu akibat berbagai faktor, seperti dehidrasi atau penyakit tertentu.

Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh bisa saja tidak menimbulkan gejala, terutama bila masih ringan. Namun, pada kondisi yang lebih parah, ketidakseimbangan elektrolit biasanya akan menimbulkan beberapa gejala berikut ini:

-Mual dan muntah
-Lemas
-Tubuh bengkak-bengkak
-Detak jantung cepat (dada berdebar)
-Otot kram atau terasa lemah
-Sakit kepala
-Kejang
-Penurunan kesadaran
-Koma

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *