Infeksi Saluran Kemih pada Wanita

Infeksi Saluran Kemih pada Wanita

(Ditulis oleh: Rossa Dwi Aprilia, mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Indonesia Maju)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen, dan terjadi infeksi pada bagian saluran kemih, seperti ureter, ginjal, kandung kemih, hingga uretra. Biasanya infeksi mempengaruhi dua bagian, yaitu uretra dan kandung kemih.

Kementerian Kesehatan mencatat bahwa dari 100.000 penduduk Indonesia terdapat 90-100 pasien mengalami infeksi saluran kemih setiap tahunnya. ISK dapat terjadi pada semua orang tanpa memandang usia dan jenis kelamin, namun wanita lebih berisiko mengalami infeksi saluran kemih. Wanita lebih rentan terkena karena memiliki saluran kemih (uretra) yang relatif lebih pendek dibandingkan pria sehingga memudahkan bakteri untuk sampai ke saluran pembuangan air kecil.

Pada dasarnya penyebab utama infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (E.Coli), sedangkan bakteri lainnya antara lain: Staphylococcus saprophyticus, Klebsiella, Enterococcus, Pseudomonas, Enterobacter, dan Proteus

Jenis-jenis ISK berdasarkan lokasinya, yakni:

  1. Cystitis yaitu infeksi saluran kemih bawah (Kandung kemih)
  2. Pielonefritis yaitu Infeksi saluran kemih atas (Ginjal)
  3. Uretritis yaitu infeksi pada uretra

Sering kali orang tidak menyadari akan adanya gejala ISK, hal ini karena ISK tidak selalu menunjukkan tanda-tanda, tetapi beberapa gejala umum dapat muncul seperti:

  1. Kemaluan terasa terbakar (panas) dan nyeri ketika buang air kecil
  2. Sering ingin buang air kecil, meskipun urine yang keluar sedikit dan warna urine tampak keruh (merah/coklat) karena adanya hematuria.
  3. Urine berbau menyengat.
  4. Adanya tekanan dan nyeri pada kandung kemih yang semakin parah saat ingin buang air kecil.
  5. Nyeri pada perut bagian bawah, punggung bawah, panggul, atau uretra.
  6. Tiba-tiba ingin buang air kecil (overactive bladder), padahal baru saja buang air kecil.
  7. Lebih sering buang air kecil di malam hari
  8. Tubuh merasa lelah, gemetar, disertai demam dan menggigil

Pada umumnya, penyebab ISK karena bakteri, jamur, dan virus yang masuk ke dalam saluran kemih. Adapun penyebab lainnya seperti:

  1. Sering menahan kencing
  2. Tidak membersihkan kelamin dengan benar
  3. Kurang minum air putih/ kurang asupan cairan
  4. Tidak buang air kecil setelah berhubungan seksual

Faktor risiko infeksi saluran kemih, yaitu:

  1. Sistem imunitas terganggu
  2. Penggunaan alat kontrasepsi
  3. Pemasangan kateter
  4. Aktif secara seksual
  5. Menopause
  6. Berjenis kelamin perempuan

Adapun cara pencegahannya yaitu dengan merubah gaya hidup, seperti:

  1. Menghindari segala sesuatu yang mengiritasi kandung kemih, seperti makan asam dan pedas, serta minuman berkafein (soda, kopi, dan teh)
  2. Perbanyak minum air putih sesuai kebutuhan
  3. Tidak menahan kencing
  4. Berkemih setelah berhubungan seksual
  5. Melatih kandung kemih dengan menjadwalkan buang air kecil sesuai jam-jam tertentu, bukan saat merasa ingin kencing.
  6. Menggunakan pakaian longgar agar perut dan kandung kemih tidak tertekan.
  7. Mengendalikan stress
  8. Melakukan peregangan/ latihan otot panggul. 
  9. Menjaga kebersihan area genitalia dengan cara yang benar, contohnya seperti sesudah buang air kecil membersihkan genetalia dengan cara mengusapnya dari depan ke belakang.

Infeksi saluran kemih yang dibiarkan tidak tertangani dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, seperti:

  1. Kerusakan ginjal permanen, jika bakteri sudah menyebar hingga ke ginjal.
  2. ISK berulang (kambuh) dalam kurun waktu 6 bulan atau hingga 4 kali dalam setahun.
  3. Striktur uretra atau penyempitan saluran kencing. 
  4. Kelahiran prematur dan bayi terlahir dengan berat badan lahir rendah. Jika ISK dialami oleh wanita hamil.
  5. Sepsis, yaitu kondisi ketika bakteri penyebab ISK (biasanya yang menyebar hingga ke ginjal) masuk ke aliran darah dan menyebabkan respons tubuh yang bisa berakibat fatal. 

Jika sudah ada gejala seperti nyeri saat berkemih, anyang-anyangan, kemudian urine sudah mulai berbau dan berubah warna, segeralah periksakan diri ke layanan kesehatan.

11 Comments

  1. Fitriani

    sangat membantu terimakasih informasinya 🤩

  2. Susi Susilawati

    Sangat mengedukasi, terimakasih putriku.

  3. Ayu

    Pembahasan yang menarik!
    Informasinya sangat bermanfaat, terima kasih ya..

  4. Desti

    Sangat bermanfaat artikelnya ochaa ^^

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *