Bawang Putih (Garlic) sebagai Antimikroba

Bawang Putih (Garlic) sebagai Antimikroba

Indonesia merupakan negara yang kaya akan flora dan fauna. Di antara kekayaan flora yang dimiliki adalah tumbuh-tumbuhan yang termasuk dalam kategori tanaman obat. Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mulai meningkat, yang berdampak pada maraknya penggunaan tumbuh-tumbuhan sebagai obat, salah satunya sebagai obat antimikroba dengan menggunakan bawang putih.

Bawang putih merupakan tanaman dengan nama latin Allium sativum yang memiliki banyak manfaat sebagai bumbu masakan dan bahan obat. Bawang putih biasa digunakan sebagai bahan tambahan atau bumbu masakan, yang banyak digunakan di masyarakat. Hingga saat ini,  diketahui bahwa bawang putih memiliki beberapa manfaat. Bawang putih dirasa efektif sebagai obat antimikroba. Bawang putih memiliki potensi sebagai antimikroba, anti-inflamasi dan antioksidan yang tinggi. Senyawa aktif dalam bawang putih juga dapat bersifat antijamur, antiprotozoal, dan antivirus. Selain itu, senyawa yang disebut allicin dalam bawang putih yang dihaluskan berpotensi sebagai antimikroba terhadap beberapa jenis bakteri, baik gram positif maupun gram negatif.

Kandungan dan manfaat

  • Kandungan

Bawang putih memiliki banyak kandungan sulfur, vitamin, asam amino, mineral, dan lipid. Senyawa sulfur yang terdapat pada bawang putih diantaranya yaitu alliinase, allilsistein, alliin, allicin, allyl methyl trisulfide, dan dialil sulfida. Adanya senyawa Allicin dalam bawang putih bertanggungjawab terhadap aroma, rasa dan manfaat bawang putih seperti antijamur, antibakteri, antikanker, dan antioksidan.

  • Manfaat

Bawang putih dikenal sebagai antibakteri alami. Zat bioaktif yang berperan sebagai antibakteri dalam bawang putih adalah senyawa allicin. Bawang putih mampu menghambat bakteri Gram positif maupun Gram negatif dan juga efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus, E.coli, S. typhimurium dan P. Aeruginosa. Selain sebagai antibakteri, bawang putih juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, diantaranya yaitu:

1.     Menurunkan Kolesterol

2.     Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

3.     Mencegah Kanker Hati

4.     Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

5.     Menurunkan Kadar Gula Darah 

Mekanisme

Kandungan allisine dalam bawang putih dapat menghambat bakteri gram positif dan gram negatif dengan menghambat produksi RNA dan sintesis lipid. Penghambatan ini menyebabkan ketidakmampuan memproduksi asam amino dan protein serta membentuk fosfolipid bilayer dinding sel, sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Senyawa allisine meningkatkan permeabilitas dinding bakteri, menghancurkan gugus SH (sulfihidril dan disulfida) pada asam amino sistin dan sistein. Gugus SH yang dihancurkan menghambat sintesis enzim protease yang merusak membran sitoplasma dinding bakteri dan mengganggu metabolisme prin dan asam nukleat, yang menyebabkan proliferasi bakteri.

Peembutan sediaan obat

Resep membuat gel ekstrak bawang putih (Allium sativum L). Pembuatan gel dilakukan dalam 3 formulasi dengan berat masing-masing 30 gram. Maka hasil evaluasi sediaan gel antara lain: 

1. Uji organoleptik

lihat warna, bau dan tekstur gel yang dibuat. 

2. Pemeriksaan keseragaman

Gel dioleskan secara merata pada kaca transparan, kemudian kaca  diarahkan ke arah cahaya, terlihat harus bebas dari partikel padat.

3. Uji pH

alat ini dikalibrasi dengan  larutan buffer pH 4 dan pH 7. Elektroda dicuci dengan aquades dan dikeringkan dengan handuk kertas. Pengukuran pH dilakukan dengan cara : mengambil 1 gram menggunakan vial, kemudian mencelupkan elektroda ke dalam wadah, indikator pH meter adalah pH gel tersebut.

4. Uji daya Sebar

Tes ini dilakukan dengan menempatkan sejumlah zat pada kaca yang berskala Kemudian, bagian atas diberi kaca yang sama dan beban ditingkatkan dengan menggunakan anak timbangan 50 g, 100 g, 150 g dan 200 g. Kemudian diberikan waktu 12 menit, selanjutnya diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban.5. Uji  iritasi dilakukan selama 3 jam selama 5 hari berturut-turut,sediaan dioleskan tipis pada permukaan lengan  bawah dengan ukuran 3cm setelah itu diamati reaksi pada kulit. Jika tidak ada tanda-tanda iritasi dengan rasa gatal dan kemerahan pada kulit, maka sediaan tersebut dinyatakan memenuhi syarat. 

(Penulis: Kelompok 3 Kelas D MM Farmakologi Keperawatan – Universitas Jember TA 2021/2022)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *