(Disusun oleh Sri Sangadji, Mahasiswa S1 Keperawatan UIMA)
Untuk mempertahankan kesehatan dibutuhkan keseimbangan asam basa didalam tubuh. keseimbangan ini dipertahankan oleh asupan, distrubusi dan saluran air dan elektrolit, serta pengaturan komponen-komponen tersebut oleh ginjal dan paru. Keseimbangan cairan dan elektrolit’
Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (mileu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam mileu unterior yang berupah darah dan cairan tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang, dan menjalanakan fungsinya.
Keseimbangan cairan dan elektrolit : Pengaturan keseimbangan cairan perlu memeperhatikan 2 (dua) parameter penting, yaitu; volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstresal dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesui kebutuhan untuk mengkomepnsasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam basa dengan mengatur keluaran ion hodrogen dan ion bikarbonat dalam urin sesuai kebutuhan. Selain ginjal yang turut berperan alam keseimbangan asam basa adalah paru-paru dengan mengekresikan ion hidrogen dan CO2 dan sistem dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.
- adanya Pengaturan volume cairan ekstrasel: Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabakan penurunan tekanan darah arteri dengan menurunkan volume plasma. Sebaliknya, peningkatan volume cairan eksrasel dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dengan memperbanyak volume plasma. Pengentrolan volume cairan ekstrasel pening untuk pengaturan tekanan darah jangka panjang. Penagturan volume cairan ekstrasel dapat dilakukan dengan cara sbb.
Mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran (intake & output) air untuk memperetahankan volume cairan tubuh kurang lebih tetap, maka harus ada keseimbangan antara air yang keluar dan yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini terjadi karena pertukaran cairan antar kompartmen dan antara tubuh dan lingkungan luarnya. Water tumover dibagi dalam.
Memperhatikan keseimabangan garam
Seperti halnya keseimbangan air, keseimanbvngan garam juga perlu dipertahankan sehingga asupan garam sama dengan keluarnya. Permasalahanya adalah seseorang hamper tidak pernah memperhatikan jumlah garam yang ia komsumsi sehungga sesuai dengan kebutuhannya. Tetapi, seseorang mengkomsumsi garam sesuai dengan selerannya dan cenderung lebih dari kebutuhan. Kelebihan garam yang dikomsumsi harus diekresikan dalam urin untuk memprtahankan keseimbangan garam.
Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel oleh tubuh dilakukan melalui :
- perubahan osmoloritas di nefron disepanjang tubulus yang membentuk nefron ginajl, terjadi perubahan osmolaritas yang pada akhirnya akan membentuk urin yang sesuai dengan keadaan cairan tubuh secara keseluruhan diduktus koligen. Glomerulus menghasilkan Cairan yang isosmotik ditubulus proksimal (±300 mOsm).
- Mekanisme haus dan peranan vasopressin (anti diuretic hormone/ ADH)
Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (> 280 mOsm) akan merangsang osmoreseptor dihypotalamus. Rangasangan ini akan dihantarkan ke neuron hypothalamus yang menyintesis vasopresion akan dilepaskan oleh hipofisis posterior ke dalam darah dan akan berkaitan denngan reseptornya diduktus koligen.
Keseimbangan asam basa
Keseimbangan asam basa terkait dengan pengauran pengaturan konsentrasi ion H bebas dalam cairan tubuh. pH rata-rata darah adalah 7,4 pH darah arteri 7,45 dan arah vena 7,35. Jika pH darah <7,35 dikatakan asidosis, dan jika pH darah >7,45 dikatakan alkalosis, ion H terutama diperoleh dari aktifitas metabolik dalam tubuh. ion H secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu:
- pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdosiasi menjadi ion H dan birkabonat
- katabolisme zat organic
- disosiasi asam organic pada metabolisme intermedia, misalnya pada metabolisme lemak terbentuk asam lemak an asam laktat, sebagian asam ini akan berdisosiasi melepaskan ion H.
Ada 4 sistem dapar kimia, yaitu:
- dapar karbonat: merupakan sistem daopar dicairan ekstrasel terutama untuk perubahan yang disebabkan oleh non-birkabonat.
- dapar protein: merupakan sistem dapar dicairan eksrasel dan instrasel.
- dapar hemoglomin merupakan sistem dapar didalam eristrosis untuk perubahan asam karbonat
- dapar fosfat: merupakan sistem dapar disistem disistem perkemihan dan cairan intrasel.
Sistem dapar kimia hanya mengatsi ketidakseimbangan asam basa sementara jika dengan dapar kimia tidak cukup memperbaiki ketidakseimbangan maka pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru-paru yang berespons secara cepat terhadap perubahan kadar ion H dalam darah akibat rangsangan pada kemoresptor dan pusat pernapasan, kemudian mempertahankan kadarnya sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut. Ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H secara lambat dengan mensekresikan ion H dan menambahkan birkabonat baru ke dalam darah karena memiliki dapar fosfat dan ammonia.