Cara Mencegah dan Mengobati Penyakit Tekanan Darah Tinggi

Cara Mencegah dan Mengobati Penyakit Tekanan Darah Tinggi

(Ditulis oleh Restu Illahi Zahra, mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Indonesia Maju)

Hipertensi atau lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah penyakit dimana kondisi tekanan darah dalam tubuh berada di angka 130/80 mmHg atau lebih. Seseorang dapat mengalami tekanan darah tinggi ketika jantung memompa lebih banyak darah dan akibat penyempitan pada arteri. Jika tekanan darah dibiarkan melebihi batas normal, maka dapat mengakibatkan penyakit komplikasi serius, seperti penyakit stroke, penyakit ginjal, hingga serangan jantung. 

Tekanan darah dibagi menjadi dua, yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan dimana jantung memompa darah ke seluruh tubuh, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan saat jantung berelaksasi sebelum darah memompa kembali. 

PENYEBAB HIPERTENSI

Hipertensi terbagi menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Berikut penjelasan mengenai penyebab hipertensi ini:

  1. Hipertensi Primer

Hipertensi primer adalah peningkatan tekanan darah yang belum bisa diketahui secara pasti penyebabnya. Hipertensi primer akan berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun sehingga akan semakin parah jika tidak segera dilakukan penanganan. Meskipun demikian, ada beberapa faktor pemicu dari hipertensi primer seperti riwayat keluarga atau genetik, gaya hidup tidak sehat, obesitas, dan lain-lain. 

  1. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh penyakit tertentu. Hipertensi jenis ini biasanya akan terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan hipertensi primer. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara lain:

  • Obstruktif Sleep Apnea (OSA).
  • Masalah ginjal.
  • Tumor kelenjar adrenal.
  • Masalah tiroid.
  • Cacat bawaan di pembuluh darah.
  • Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas. 
  • Obat-obatan terlarang.

FAKTOR RISIKO HIPERTENSI

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang hipertensi,  yaitu:s

  • Memiliki usia di atas 65 tahun.
  • Sering mengonsumsi makanan tinggi garam yang berlebihan.
  • Alami kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Adanya riwayat keluarga dengan kondisi medis yang sama.
  • Kurang mengonsumsi buah dan sayuran.
  • Tidak aktif secara fisik atau jarang berolahraga.
  • Mengonsumsi terlalu banyak makanan atau minuman yang mengandung kafein.
  • Memiliki kebiasaan merokok.
  • Banyak mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Stres. Tingkat stres yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara.
  • Alami kondisi kronis tertentu, seperti penyakit ginjal, diabetes, atau sleep apnea.

TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI

Sebagian besar, orang yang memiliki tekanan darah tinggi biasanya tidak pernah menunjukan tanda-tanda atau gejala hipertensi tertentu. Bahkan, beberapa orang tidak menunjukkan gejala hipertensi walaupun tekanan darah mencapai tingkat yang sangat tinggi. Umumnya, gejala hipertensi adalah sebagai berikut:

  • Sakit kepala
  • Mimisan
  • Sulit tidur
  • Gangguan penglihatan
  • Mudah lelah
  • Jantung berdebar-debar 
  • Gelisah

DIAGNOSIS HIPERTENSI

Untuk dapat mendiagnosis hipertensi, dokter akan mengajukan pertanyaan mengenai riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan bertanya tentang bagaimana gaya hidup pasien, seperti kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol. Setelah itu, dokter akan mengukur tekanan darah pasien menggunakan alat yang disebut sphygmomanometer. 

Hasil pengukuran darah dibagi menjadi empat kategori umum:

  • Tekanan darah normal adalah tekanan darah di bawah 120/80 mmHg.
  • Prehipertensi adalah tekanan sistolik yang berkisar dari 120–139 mmHg, atau tekanan darah diastolik yang berkisar dari 80–89 mmHg. Prahipertensi cenderung dapat memburuk dari waktu ke waktu.
  • Hipertensi tahap 1 adalah tekanan sistolik berkisar 140–159 mmHg, atau tekanan diastolik berkisar 90–99 mm Hg.
  • Hipertensi tahap 2 tergolong lebih parah. Hipertensi tahap 2 adalah tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih tinggi, atau tekanan diastolik 100 mmHg atau lebih tinggi.
  • Krisis hipertensi. Hasil pengukuran tekanan darah lebih tinggi dari 180/120 mmHg. Kondisi ini termasuk situasi darurat yang memerlukan perawatan medis segera. Jika kamu mendapatkan hasil ini saat mengukur tekanan darah di rumah, tunggu lima menit dan tes ulang. Jika alami gejala hipertensi, ada baiknya segera mendapatkan pemeriksaan di rumah sakit.

CARA MENCEGAH DAN MENGOBATI PENYAKIT HIPERTENSI

Untuk pengobatan pasien dengan tekanan darah tinggi, pasien diharuskan mengonsumsi obat penurun tekanan darah sesuai dengan anjuran dokter secara rutin karena hipertensi primer tidak dapat disembuhkan, hanya dapat dikontrol dengan obat dan bila dihentikan akan terjadi kenaikan tekanan darah kembali dalam hitungan hari sampai bulan. Sebagai pencegahan dini penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi, mulailah menerapkan pola hidup sehat, seperti:

  • Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang
  • Olahraga dan istirahat yang cukup
  • Kurangi berat badan jika diperlukan
  • Olahraga secara teratur
  • Istirahat yang cukup
  • Kelola stres dengan baik

20 Comments

  1. Fenti Lestari

    Terimakasih kak. Artikelnya sangat bermanfaat.

  2. Lala

    Terimakasih kak, sangat bermanfaat sekali🙏

  3. Kirana

    Sangat bermanfaat sekali kak, jadi saya lebih tau gejala penyakit tekanan darah tinggi itu seperti apa. Terimakasih

  4. Azhar setiadi

    Info nya sangat bermanfaat sekali

  5. Yulya Rahmi

    Terimakasih informasinya sangat membantu dan bermanfaat

  6. Reyhan

    artikelnya sangar bermanfaat sekali. Terimakasih kak🙏

  7. fadlyhamm

    info nya sangat bermanfaat sekaliiii 🙌

  8. Angga sahab

    Terima kasih .informasi yang sangat baik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *