(Ditulis oleh Aura Diva Fortuna Sandi, mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Indonesia Maju)
Urine sebagai produk metabolisme memiliki kandungan berbagai zat yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Zat tersebut diantaranya adalah nitrogen, urea, dan amonia. Kandungan urine menjadi indikasi berbagai fungsi kerja dalam tubuh yang berkaitan dengan metabolisme dan ekskresi, diantaranya adalah ginjal, liver, dan pankreas. Keberadaan zat yang masih berguna bagi tubuh dalam urine menandakan adanya kesalahan fungsi ginjal dalam bekerja sebagai filter. Salah satu zat yang masih berguna bagi tubuh yang sering terdapat dalam urine adalah protein.
Glomerulus, Filter Zat Sisa Metabolisme
Keberadaan protein dalam urine menandakan adanya kebocoran pada glomerulus. Glomerulus merupakan bagian nefron yang berfungsi sebagai filter dari berbagai zat sisa metabolisme. Dalam kondisi normal protein tidak akan melewati glomerulus melainkan akan langsung menuju arteri efferent dan kembali ke jantung. Kebocoran dan kerusakan glomerulus akan menyebabkan beberapa zat yang masih berguna bagi tubuh akan ikut terbuang salah satunya adalah protein.
Kondisi ini sering disebut proteinuria, yaitu merupakan suatu keadaan yang biasanya terjadi pada seseorang yang mengalami gagal ginjal, tetapi ada tipe proteinuria yang merupakan keadaan fisiologis yang disebut dengan transien proteinuria. Transien proteinuria ini bersifat sementara dan bisa terjadi karena aktivitas berat seorang individu. Ini terjadi karena perubahan aliran darah pada ginjal yang menyebabkan terganggunya fungsi glomerulus dan tubulus ginjal. Keberadaan protein dalam urine secara sederhana dapat di deteksi menggunakan uji asam asetat. Pengujian ini akan memunjukan secara jelas keberadaan dan kadar protein secara kualitatif.
Ada 3 mekanisme terjadinya proteinuria, yaitu:
- Adanya kerusakan dinding kapiler glomerulus yang menyebabkan protein plasma dengan berat molekul besar lolos dan melampaui kemampuan reabsorbsi tubulus sehingga terjadi proteinuria, disebabkan oleh peningkatan ukuran dan jumlah perubahan muatan listrik dinding glomerulus.
- Adanya kelainan/ kerusakan tubulus yang menyebabkan kemampuan reabsobsi tubulus proksimal sehingga terjadi proteinuria dengan besar molekul kecil.
- Adanya peningkatan produksi protein normal dan abnormal yang melampaui kemapuan reabsobsi tubulua proksimal.
Dan ada beberapa kondisi penyebab terjadinya peningkatan protein dalam urine, antara lain:
- Infeksi salurah kemih
- Hiperglikemia
- Hipertensi yang tak terkontrol
- Hematuria
- Gagal ginjal
- Demam pada penyakit akut
- Olahraga keras/berat dalam waktu 24 jam
Singkatnya adalah jika terdapat protein dalam urine itu menandakan bahwa glomerulus bocor atau filtrasi saringan bocor atau berlubang terutama bagi perokok, dan yang mengkonsumsi obat-obat dari dokter atau jamu yang terlalu pekat juga akan berimbas pada ginjal, sehingga memengaruhi urine.